Meski kondisi pasar belum ideal, dua perusahaan consumer food & beverage lokal—YUPI dan Fore Coffee—berani mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa sektor makanan dan minuman masih memiliki daya tarik, terutama bagi investor yang mencari bisnis dengan fundamental kuat dan konsumsi berulang tinggi.
YUPI, produsen permen kenyal dengan ekspor ke 40 negara, sukses IPO pada 25 Maret 2025 dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp2,04 triliun. Sementara Fore Coffee, jaringan kopi premium dengan 217 outlet di Indonesia dan 1 di Singapura, bersiap IPO pada 11 April 2025 dan menargetkan dana Rp379,8 miliar.
Keduanya mengalokasikan sebagian besar dana untuk ekspansi outlet dan pembangunan fasilitas produksi baru. Meskipun menghadapi pasar yang lesu dan turunnya kelas menengah, strategi pertumbuhan YUPI dan Fore menunjukkan keberanian sekaligus keyakinan terhadap potensi industri ini.
Industri tetap menarik di tengah pelemahan daya beli
Penurunan kelas menengah di Indonesia (dari 21,45 persen jadi 17,13 persen populasi) dan pelemahan IHSG hingga 13,84 persen sejak awal 2025 tak menyurutkan niat dua emiten ini untuk go public. Hal ini karena konsumsi makanan-minuman dianggap tetap esensial.
Data BPS menunjukkan kontribusi sektor mamin ke PDB naik menjadi 6,92 persen pada 2024 (dari 6,55 persen di 2023). Selain itu, segmen confectionery yang digarap YUPI diperkirakan tumbuh 14,35 persen CAGR hingga 2029. Sementara itu, pasar ready-to-drink coffee juga mengalami kenaikan konsumsi sebesar 3,2 persen dari 2021 ke 2022.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar