|
|  | Halo para pembaca Tech in Asia Indonesia! 👋 Ekosistem fintech di Asia Tenggara baru saja mencatat milestone penting: exit pertama oleh pemain dari solusi gaji instan atau early wage access (EWA). Kredivo, raksasa buy now pay later (BNPL), resmi mengakuisisi GajiGesa dengan nilai terungkap mencapai US$12 juta (sekitar Rp198,9 miliar)—hanya sepertiga dari valuasi terakhirnya, meski masih memiliki runway lebih dari setahun. Langkah ini mengundang pertanyaan: apakah model bisnis EWA menghadapi tantangan fundamental dalam mencapai skala yang berkelanjutan? Simak bagaimana pemain EWA lainnya menavigasi tantangan yang ada dalam suguhan executive brief hari ini. 📬 |
| | | | |  | Pengembang fintech solusi gaji instan (early wage access/EWA) di Asia Tenggara kini menghadapi tantangan besar terkait skalabilitas. Meskipun aksi akuisisi GajiGesa oleh Kredivo sempat berhasil mencuri perhatian publik terhadap solusi ini, tantangan sesungguhnya adalah membangun bisnis yang berkelanjutan serta mengatasi biaya tinggi dalam operasional. Model bisnis EWA, yang memungkinkan pekerja mengakses sebagian upah mereka sebelum gajian, mulai berkembang pesat sejak era pandemi pada 2020. Namun, biaya akuisisi pelanggan dan integrasi sistem dengan perusahaan menjadi hambatan besar. Tantangan skalabilitas yang menghantui
Bagi banyak pemain EWA, menemukan jalur menuju keberlanjutan lebih menantang dari sekadar bertahan melalui akuisisi atau konsolidasi. EWA memerlukan model yang lebih efisien dalam mengelola biaya dan memperluas pangsa pasar agar tetap bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Meski konsolidasi menjadi exit yang menarik, EWA masih memiliki kekuatan tersendiri karena rendahnya risiko dalam hal penagihan utang dibandingkan dengan model pinjaman konvensional. Di sisi lain, tantangan utama yang dihadapi adalah kemampuan untuk tumbuh dengan efisien sambil mengelola biaya yang tinggi, terutama dalam akuisisi pelanggan dan pengintegrasian teknologi dengan perusahaan klien. |
| | TLDR, berikut poin-poin yang dapat kamu petik dari artikel ini: 📌 Untuk founder fintech dan investor Hanya mengandalkan model bisnis EWA saja sulit untuk mendapat profitabilitas jangka panjang, tanpa skala besar atau diversifikasi pendapatan lain. Investasi di sektor EWA harus mempertimbangkan potensi konsolidasi industri yang semakin tinggi. Startup EWA dengan pendekatan diversifikasi layanan finansial atau yang sudah terintegrasi dengan ekosistem fintech atau platform human resources (HR) berpotensi lebih kuat menarik minat investasi. Integrasi dengan sistem HR perusahaan atau platform finansial yang lebih besar dapat mempercepat adopsi dan menurunkan biaya akuisisi pelanggan.
|
| | | | |  | Gambaran besarnya:
Fore Coffee sedang bersiap melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 11 April 2025 untuk mengumpulkan dana sebesar Rp379,8 miliar. Startup konsumer produk makanan dan minuman yang didukung East Ventures ini berencana mengalokasikan 76 persen dana IPO untuk memperluas jaringan gerai di Indonesia, dengan target beroperasi di 600 lokasi dalam empat tahun ke depan. Meskipun Fore Coffee sudah memiliki kehadiran di Singapura, perusahaan memilih untuk fokus memperkuat posisi di pasar Indonesia karena biaya operasional yang lebih rendah dibanding ekspansi regional. Implikasinya:
Fore Coffee akan menjadi jaringan kedai kopi pertama yang go public di Indonesia dan menandai tonggak penting dalam industri kopi premium yang sedang berkembang pesat. East Ventures sebagai investor utama tidak berencana untuk exit setelah IPO, karena dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat laju ekspansi perusahaan. Kenapa ini penting:
Aksi Fore Coffee ini berpotensi menggeliatkan kembali pasar IPO Indonesia di 2025 setelah tahun sebelumnya lesu akibat transisi politik. Keberhasilan IPO ini nantinya bisa menjadi indikator kepercayaan investor terhadap sektor ritel F&B premium dan potensi pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia, yang diperkirakan akan meningkat signifikan hingga 2030. |
| Omong-omong, kami sedang melakukan user interview untuk memahami bagaimana Tech in Asia Indonesia dapat menyelesaikan masalah kamu lewat produk dan layanan kami. Jika kamu memiliki waktu 30 (tiga puluh) menit dan bersedia, maka kami akan senang sekali untuk berbicara dan mencoba mengerti apa yang kamu butuhkan. Cukup balas email ini dan tim kami akan akan mengatur waktu untuk melakukan video call dengan kamu. |
| | |  | | | | |  | Kesiapan Adopsi AI di Indonesia | Podcast SpillTheT: Irzan Raditya Kata.ai Berbicara soal membangun Artificial Intelligence (AI), seringkali tantangan yang ada di benak kita adalah butuh ongkos yang mahal. Irzan Raditya, Co-Founder dan CEO Kata.ai, menjelaskan bagaimana membangun dan menerapkan AI dalam bisnis, bisa mulai dari perubahan kecil yaitu perubahan culture. Ia juga menjelaskan perkembangan AI di Indonesia. "Indonesia should have its own Gojek moment," tuturnya. Bahwa di masa depan, AI akan memecahkan masalah dalam keseharian masyarakat. Bukan hanya itu, sebagai founder, ia juga bercerita pengalaman dan pembelajarannya membangun Startup selama 10 tahun, tentu bukan perjalanan yang mudah. Inovasi, strategi, gaya kepemimpinannya dalam berbisnis juga dijelaskan secara mendalam dan inspiratif. Tonton episode 1 Spill the T di sini |
| | | | Kiat agar kebiasan baik dapat dilakukan secara konsisten |
| Membangun kebiasaan baik sering kali terasa menjadi hal yang menantang. Namun, apabila dilakukan dengan strategi yang tepat, kamu bisa mengubah hal baik yang selama ini menjadi resolusi tahunan kamu menjadi rutinitas yang berkelanjutan. Berikut cara untuk mengembangkan kebiasaan positif dan menjaganya agar tetap konsisten: Start dari hal kecil
Saat mencoba membentuk kebiasaan baru, sangat penting untuk tidak langsung menetapkan target besar. Cobalah untuk memulai dengan langkah kecil yang bisa dilakukan secara konsisten. Keberhasilan datang dari konsistensi dalam melakukan hal-hal kecil dengan penuh kesadaran, bukan dari usaha besar yang bisa memicu kelelahan.
Tuliskan rencanamu secara jelas dan tercatat
Perencanaan yang baik secara tidak langsung membuat orang lebih terikat pada tujuan. Menulis rencana dengan detail bukan hanya menjadi semacam panduan, tetapi juga memperbesar komitmen kita terhadap apa yang ingin dicapai.
Buat semacam reward system
Memberikan reward atau hadiah pada diri sendiri bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga motivasi dalam menjalankan kebiasaan baru. Misalnya, jika kamu ingin mendengarkan audiobook tetapi tahu bahwa kamu harus berolahraga, beri hadiah pada diri sendiri dengan mendengarkan audiobook hanya saat berolahraga saja.
Buat sistem reminder
Seringkali kita lupa untuk menjalankan kebiasaan baru yang sedang dibentuk. Untuk itu, pengingat seperti kalender, alarm, atau daftar periksa bisa sangat membantu. Dengan adanya pengingat ini, kita akan lebih disiplin dan teratur dalam melakukan kebiasaan baru.
Cari dukungan dari lingkup pertemanan
Mendapatkan dukungan dari teman-teman atau orang terdekat yang sudah memiliki kebiasaan positif sangat penting dalam mempertahankan kebiasaan baru. Tekanan sosial yang positif akan mendorong kita untuk tetap mengikuti kebiasaan tersebut.
|
| | | | |  | Transaksi e-commerce di Indonesia cenderung mengalami kenaikan. Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai transaksi ini mencapai Rp512 triliun pada 2024 atau tumbuh 12 kali lipat dibandingkan tujuh tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,2 triliun. Jumlah itu pun lebih besar dari proyeksi Bank Indonesia (BI) yang sebesar Rp487 triliun. Baca data lebih lengkapnya di sini. |
| | | | Bukalapak alokasikan Rp1,9 triliun untuk buyback saham
Menurut keterangan pihak Bukalapak buyback akan dibiayai dari kas internal perusahaan, bukan dari hasil penawaran umum atau utang. |
| | Meta rilis Studio AI di Indonesia
Lewat peluncuran fitur ini pengguna Facebook/Instagram bisa berkesperimen membuat karakter AI untuk dipublikasikan di platform media sosial mereka. |
| | | |  | Asia Economic Summit | Jakarta, 26 Juni 2025 Tech in Asia dan The Business Times dengan bangga mempersembahkan Asia Economic Summit yang pertama kalinya, sebuah pertemuan eksklusif yang berfokus pada tantangan dalam berbisnis di Asia Tenggara. Di acara ini, kami akan mengumpulkan para pemimpin dari sektor swasta dan publik untuk berbagi pandangan tentang tantangan yang dihadapi dan menjelajahi model kolaborasi yang berhasil. Kamu akan memiliki kesempatan untuk terhubung dengan CEO dan eksekutif yang mendorong pertumbuhan dan inovasi di berbagai bidang, termasuk Andre Djokosoetono, CEO PT Blue Bird Tbk, dan Jixun Foo, senior managing partner di Granite Asia. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan tiket early bird yang tersedia dalam waktu terbatas. Dapatkan tiketnya di sini. |
|  | [Community Program] Pelajari tren AI terkini langsung dari para ahlinya! 🤖 Gabung di AI Innovation Conference 2025 dan temukan bagaimana AI bisa mendorong inovasi dan efisiensi di industri Anda. Dapatkan wawasan langsung dari para pakar, pelajari penerapan AI di berbagai sektor, dan bangun koneksi strategis dengan eksekutif, inovator, dan pembuat kebijakan. Acara ini akan berlangsung pada 15 Mei 2025 di Kuningan City Ballroom, Jakarta Selatan. Jangan lewatkan kesempatan ini! Daftar sekarang di supertype.ai/conference. |
| |  | TIA Conference 2025 | Jakarta, 22-23 Oktober 2025 Di tengah berbagai tantangan yang melanda ekosistem teknologi kita, mulai dari isu penipuan hingga layoff, semangat untuk terus membangun dan berinovasi justru semakin penting. Untuk itu, mari bersama kita hadapi ketidakpastian ini dan saling menguatkan di Tech in Asia Conference 2025 yang mengusung tema Defy Expectation. Lebih dari sekadar konferensi, ini adalah wadah untuk berbagi strategi, menjalin koneksi, dan mendapatkan insight agar kita bisa terus maju dan melampaui ekspektasi di tengah situasi yang ada. Kabar baiknya, tiket early bird untuk Tech in Asia Conference 2025 telah dibuka! Dapatkan diskon spesial hingga 70%. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk berinvestasi pada diri sendiri dan masa depan teknologi Indonesia yang lebih tangguh. Dapatkan tiketnya [di sini]. |
| | [Community Program] Saatnya wujudkan idemu dan bantu keberlanjutan bumi! 🌱 Climate Impact Innovations Challenge (CIIC), persembahan East Ventures & Temasek Foundation, kembali hadir tahun ini!
CIIC memanggil kamu para climate entrepreneurs dan innovator untuk mewujudkan solusi inovatif di bidang Energy Transition, Sustainable Agriculture, dan Circular Economy. Dengan adanya AI yang saat ini mentransformasi keberlanjutan, CIIC juga mencari inovasi berbasis AI untuk mengatasi tantangan pada ketiga bidang tersebut.
👉🏻Cari tahu info selengkapnya dan daftar segera di climateimpactinnovations.com untuk menangkan hadiah total Rp10 miliar! 🌏✨ |
| |
|
|
|
| |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar