Perubahan daya beli masyarakat dirasakan langsung oleh startup D2C, seperti Perfect Fit, yang menawarkan produk kesehatan reproduksi perempuan. Co-founder Perfect Fit mengungkapkan bahwa meski telah mengeluarkan biaya pemasaran yang besar, pertumbuhan penjualan pembalut organik mereka tidak sebaik yang diharapkan sejak November 2024 lalu.
Tren serupa dialami Saff & Co, startup wewangian lokal. Menurut co-founder Santi Tan, konsumen saat ini sangat kritis dan selektif, fokus pada value yang ditawarkan, serta cenderung membandingkan berbagai pilihan sebelum membeli.
Merespons perubahan ini, Venture Partner Init-6 Rexi Christopher menyarankan startup D2C untuk fokus pada inovasi produk berdasarkan riset mendalam, bukan sekadar mengembangkan produk massal. Dengan pendekatan heavy on research, merek dapat memiliki insights yang lebih baik tentang kebutuhan konsumen.
Premium sebagai alternatif pilihan
Yang menarik, di tengah perlambatan konsumsi, justru segmen kelas menengah atas muncul sebagai peluang baru. Init-6 menyarankan startup D2C untuk menyasar konsumen "menengah yang on the way naik ke kelas premium", karena mereka memiliki purchasing power yang bagus dan merupakan pasar yang masih blue ocean di Indonesia.
Strategi ini dibuktikan oleh Saff & Co yang saat ini menggandeng perfumer kelas dunia untuk produk premium mereka dan fokus pada desain botol yang eksklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar