Sektor pergudangan Indonesia menunjukkan daya tarik signifikan bagi investor, terbukti dengan posisinya sebagai kontributor kedua terbesar dalam realisasi investasi 2024. Total nilai investasi mencapai Rp189,9 triliun, mencakup modal dalam negeri dan asing.
Di sisi penanaman modal dalam negeri (PMDN), sektor ini bahkan menduduki posisi puncak dengan nilai Rp120,1 triliun, disusul investasi asing (PMA) senilai US$4,7 miliar (sekitar Rp79,3 triliun). Ini jadi sinyal bahwa sektor pergudangan makin menarik di mata investor lokal maupun internasional.
Diproyeksikan bakal terus naik hingga 2025
Laporan Colliers 2025 Global Investor Outlook menunjukkan bahwa investor kawasan Asia Pasifik menempatkan sektor industri dan logistik—termasuk gudang—sebagai pilihan utama. Sebanyak 24 persen dari 400 investor yang disurvei menyebut akan berinvestasi di model bisnis pergudangan, diikuti oleh sektor logistik last-mile delivery (sekitar 21 persen).
Data dari JLL Indonesia menunjukkan tingkat hunian pergudangan modern mencapai 87 persen pada kuartal IV/2024. Wilayah seperti Bekasi dan Karawang menjadi primadona karena posisinya yang strategis.
Peluang dari gudang modern dan kawasan industri
Menurut keterangan dari perwakilan Apindo, minat investor ke sektor ini akan semakin besar terutama seiring hadirnya pabrik-pabrik baru yang menggunakan teknologi modern. Relokasi perusahaan Tiongkok akibat tensi geopolitik dengan AS turut mempercepat arus investasi ke kawasan industri di Indonesia.
Kendati, sektor ini tetap menghadapi tantangan. Minat investor sangat tergantung pada pertumbuhan sektor lain, seperti manufaktur dan pangan. Tanpa dorongan dari sektor pendukung, permintaan terhadap bisnis pergudangan pun bisa saja akan menurun terutama di tengah kekhawatiran kondisi ekonomi global seperti saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar