Ketika sebagian besar perusahaan teknologi menahan diri untuk melantai di bursa karena kondisi IHSG yang terus melemah sejak awal tahun, Fore Coffee justru melawan arus.
Strategi ini nyatanya terbukti berhasil. Ketika hari pertama IPO pada 14 April 2025, harga saham FORE langsung melonjak 34 persen dan mengalami Auto Reject Atas (ARA). Tiga hari kemudian, saham FORE mencatatkan kenaikan hingga 108 persen dari harga penawaran awal.
Apa yang membuat IPO FORE tetap diminati investor?
Kuncinya terletak pada kombinasi tiga hal:
Fundamental keuangan yang solid: FORE mencatatkan laba bersih Rp42 miliar hingga September 2024. Nilainya berbalik dari rugi Rp16,4 miliar setahun sebelumnya.
Eksistensinya yang dikenal luas – Produk kopi FORE sudah menjangkau 43 kota di Indonesia, bahkan telah ekspansi ke Singapura.
Dukungan investor yang tidak melakukan exit – Ini termasuk co-founder East Ventures Willson Cuaca yang menegaskan komitmen jangka panjang.
Strategi IPO dan ekspansi bisnis pasca-himpun dana publik
FORE berhasil mengumpulkan dana Rp353 miliar dan langsung mengalokasikannya untuk:
Pengamat: IPO berbasis "barang nyata" lebih menjanjikan
Berbeda dengan startup digital yang menjual "masa depan" dan valuasi, FORE menjajakan produk, terukur, dan bisa dirasakan. Analis dari CELIOS menilai, ini adalah bentuk IPO yang kini lebih diminati masyarakat, terlebih setelah banyak pencatatan saham perdana dari startup teknologi berujung mengecewakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar